Peralatan Yang Digunakan Surveyor
Nembak menggunakan teodoli adalah salah satu hal yang harus bisa dilakukan oleh mahasiswa teknik sipil dan tidak lupa cara menggunakannya ketika sudah bekerja. postingan ini menjelaskan peralatan yang umum digunakan oleh surveyor pada proyek konstruksi.
Pemetaan atau Memosisikan merupakan salah satu tugas dari seorang surveyor pada dunia konstruksi. Postingan ini menjelasakan peralatan yang digunakan dalam dunia rancang bangun khususnya surveyor. Sebagai pendahuluan yang disambung ke pokok tulisan, berikut ini merupakan tugas serta alat-alat yang dipergunakan dalam melaksanakan pembangunan.
Pemetaan atau Memosisikan merupakan salah satu tugas dari seorang surveyor pada dunia konstruksi. Postingan ini menjelasakan peralatan yang digunakan dalam dunia rancang bangun khususnya surveyor. Sebagai pendahuluan yang disambung ke pokok tulisan, berikut ini merupakan tugas serta alat-alat yang dipergunakan dalam melaksanakan pembangunan.
Penjelasakan yang pertama bahwa seorang pekerja konstruksi
bangunan air harus dapat membantu sang barge master tersebut. Memosisikan dalam
pekerjaan bangunan konstruksi air terdiri dari memosisikan barge/ pontoon pada titik yang tepat, memosisikan obyek konstruksi seperti patok, pancang pada
titik yang tepat. Lokasi yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan data surveyor
yang didapat dari peralatan geodesi.
Peralatan yang digunakan untuk memosisikan:
- Kompas, menentukan arah pelayaran dari sebuah barge/ pontoon
- Pencatat kecepetan dan jarak, menunjukan kecepatan dari sebuah barge/ pontoon dan jarak yang sudah ditempuh
- Echo souder, menunjukan kedalaman air dari barge/ pontoon
- GPS, menunjukan posisi barge/ pontoon pada peta laut
1. Kompas
Kompas adalah sebuah alat navigasi yan dapat mengukur da
menunjukan arah dalam sebuah rangka acuan yang menunjukan arah empat mata angin
(utara, selatan, timur, dan barat) arah yang berada di anatranya juga
ditunjukan.
Pada umumnya, diagram
tersebut dinamakan dengan kompas mawar yang menunjukan arah-arah (dengan nama
arah yang biasanya disingkat dengan inisial) tertera pada kompas. Ketika
kompas digunakan, diagram tersebut akan sesuai dengan arah nyatanya dalam
rangka acuan, misalnya tanda "N" pada diagram (menunjukan North atau
Utara) dan memang benar mengarah ke utara.
Terkadang sebagai tambahan dari diagram atau bahkan sebagai
pengganti dari diagram, penanda sudut dalam derajatlah yang tertera pada
kompas. Utara ditunjukan sebagai "0" derajat dan sudut akan
bertambah searah jarum jam, sehingga timur adalah "90" derajat,
selatan "180" dan barat adalah "270" derajat.
Angka-angka tersebut merupakan cara agar kompas dapat
memperlihatkan posisi azimuth (notasi sudut horizontal dalam derajat), yang
biasanya disebutkan dalam notasi. Dibandingkan dengan kompas magnetik, untuk
saat ini penggunaan kompas elektronik lebih umum dan banyak digunakan. mereka
memiliki sensor yang dapat mengukur arah dari magnetik bumi.
2. Pengukur Kecepatan Dan Jarak
Pengukur kecepatan dan jarak elektronik menggunakan roda
pedal sebagai sensor. Roda pedal tersebut dipasang sepanjag hull dari kapal/
barge/ pontoon, dibawah garis air, biasanya pada bagian depan dimana aliran
airnya halus. Alat ini berprilaku seperti spedometer dan mileometer (odometer)
pada sebuah mobil.
Pinggiran dari roda tersebut mengandung magnet kecil dan
dengan setiap rotasinya berlaku pada sensor untuk mengukur kecepatan dan jarak.
Bahkan ketika barge/ pontoon tidak bergerak pun pengukur kecepatan akan
mengukur kecepatan virtual dikarenakan arus air.
Pengukur kecepatan dan jarak elektronik bisa jadi sangat
akurat, namun harus di cek secara berkala untuk sumbatan dari rumput laut atau
obyek lain yang mungkin menjadi penghalang. Kegiatan termasuk memisahkan ini
juga tabung pengukur dari bagian hull kapal dan dengan cepat memberhentikan
aliran resultan dari air. Sebuah pengukur bacaan di bagian bawah berbahaya
ketika barge/ pontoon mungkin sduah berjalan lebih jauh dari yang diindikasikan
dan jauh dari perairan aman.
3. Echo Sounding
Echo ssounding digunakan untuk mengukur kedalam dari air,
misalnya dari dasar laut. Banyak kapal/ pontoon yang memiliki echo sounding
untuk navigasi, namun echo sounding juga digunakan untuk tujuan lainya misalnya
memperoleh data dari mapping atas dasar laut dan juga untuk menemukan ikan.
Echo sounding menggunakan getaran suara untuk mendapatkan
kedalaman dari air. Interval dari emisi getaran yang diterima dari gema yang
dipantulkan akan tercatat, dan kedalaman akan dikalkulasikan dari kecepatan
yang diketahui dari suara yang merambat dalam air.
Prinsip kerja echo sounding bekerja dengan memancarkan
getaran suara dan mendengarkan getaran yang kembali. Alat ini akan merubah
energi listrik yang datang dari echo sounding menjadi sinyal sonar. Sebuah
getran listrik pendek bertegangan tinggi diterjemahkan menjadi getaran akustik
yang akan diluncurkan ke dasar laut, kembali, dan diterima oleh alat konversi
ini dan diubah kembali menjadi getaran listrik yang akan menunjukan kedalaman
dan tampak pada tampilan layar. Alat transducer ini diletakan di bagian luar
kapal didalam air.
Karena kecepatan suara daam air berada di kisaran 1500 meter
per detik, echo sounding ini dapat mengkalkulasikan kedalaman laut yaitu
setengah dari waktu yang dibutuhkan getaran untuk kembali, dan memperhitungkan
kecepatan suara yang didapat untuk mengetahui sejauh apa jarak yang ditempuh
suara tersebut untuk mencapai dasar laut.
Transducer ini mengirimkan getaran akustik pada frekuensi
yang diketahui. Untuk pengoperasian memosisikan dan surveying di darat, sebuah
alat transducer 200 kHz digunakan, dapat mencapai kedalaman 100 m. Semakin
dalam air, semakin rendah frekuensi dari transducer sebagai sinyal akustik
karena frekuensi yang lebih rendah lebih tidak rentan dari gangguan lain
di kolom air. Frekuensi yang biasa digunakan untuk pengukuran kedalaman air
adalah 33 kHz dan 24 kHz.
Mengoperasikan echo sounder ada banyak variasi echo sounder.
mulai dari sounder yang sangat sederhana hingga yang benar-benar terintegrasi
dan rumit yang biasa digunakan untuk penelitian ilmiah.
4.GPS
GPS merupakan singkatan dari Global Positioning System.
Sebuah jaringan dari 24 satelit yang mengorbit pada bumi 2x dalam sehari,
mengirimkan sinyal kembali ke bumi. Sebuah GPS akan mengunci posisi berdasrkan
sinyal dari tiga atau lebih satelit untuk menentukan lokasi. metode tersubut
dinamakan trilaterasi.
GPS akan mengkalkulasikan perbedaan antara waktu dari
satelit mengirimkan sinyal dan waktu ketika sistem yang kita miliki menerima
sinyal tersebut. Dengan menggunakan informasi yang di dapat dari beberapa sinyal,
alat penerima GPS akan melakukan triangulasi dari posisi tepat anda. Hasil yang
ditunjukan oleh GPS sangatlah akurat, kebanyakan galat hanya rentang 15m.
Memosisikan barge melibatkan kegiatan navigasi. Anda
perlu megetahui kondisi terakhir dari sebuah barge, bagaimana cara mencapai
posisi tertentu (tujuan) dan memastikan bahwa barge benar-benar mencapai posisi
titik tersbut. Secara historis navigasi terutama pada bagian yang tidak tampak
dari darat membutuhkan banyak keahlian.
Berdasarkan titik mula dari dead reckoning (sebuah
perhitungan yang didasarkan pada kecepatan, waktu, dan arah) atau bacaan
sextant anda dapat mencari arah dari barge (dengan menggunakan kompas) dan
kecepatan ( dengan menggunakan alat pengukur) untuk terus mengetahui posisi barge.
Saat ini entah bagaimana kebanyakan pekerja di laut
menggunakan GPS shartplotter sebagai alat bantu navigasi. Dengan menggunakan
sistem GPS modern ini, dimana alat penerima yang dipasang pada mengartikan
sinyal dari satelit GPS kita dapat mengetahui posisi kita secara tepat dalam
hitungan meter.
Sebuah GPS chartplotter adalah sebuah alat perangkat
elektronik yang dapat menunjukan atau memplot posisi barge dalam peta laut,
sehingga anda dapat melihat dimana posisi dari acuan-acuan seperti titik
bahaya, titik di darat dan benda lainya yang ditunjukan pada peta. Alat ini
juga menjalankan software yang bisa membantu anda melakukan pekerjaan navigasi
yang lainya.
Prinsip dasar dari sebuah GPS plotter termasuk yang
ditunjukan diatas menggunakan sebuah software yang dapat memplot grafik.
Beberapa unit GPS juga dikategorikan sebagai plotter, apabila alat tersebut
dapat menunjukan posisi dari kapal pada grafik yang tergambar di layar. Sebuah
unit GPS yang hanya memperlihatkan posisi dalam longitude dan latitude bukan
merupakan plotter. Untuk semua plotter, prinsip dasarnya sama:
- Layar akan menunjukan grafik nautika/ peta laut. Grafik tersebut bisa merupakan representasi dari grafik/ peta yang awalnya berupa hardcopy/ tergambar di atas kertas (disebut juga raster chart) atau bisa juga berupa representasi grafis dalam sebuah format unik pada software (disebut juga grafik vektor). Plotter yang lebih canggih dapat menyuguhkan informasi yang lebih lengkap pada layarnya seperti padangan fotografis, kontur bawah laut, cakupan radar, dll
- Posisi presisi dari barge akan ditunjukan secara faktual dan aktual pada grafik. Plotter dapat menunjukan barge sebagai sebuah titik , lingkaran, atau simbol lainya. Banyak plotter yang menunjukan kemana arah barge bergerak dengan tanda panah atau indikator grafis lainya yang berhubungan dengan simbol dari barge. Dalam beberapa program, kecepatan dari barge juga dapat di indikasikan secara grafis, misalnya ditunjukan dengan panjang dari tanda panah.
- Waypoint / titik arah adalah titik tujuan spesifik yan di inginkan oleh pengguna yang ditunjukan pada grafik. Barge master memasukan titik-titik tersebut dengan berbagai cara, misal dengan memasukan titik longitude dan latitude atau dengan memindahkan kursor pada titik spesifik dan mengklik posisi tersebut.
Simbol khusus akan terlihat pada titik tersebut, disebut
dengan waypoint/ titik arah pada grafik. Sebagai contoh, anda dapat memasukan
titik arah pada posisi yang dibutuhkan oleh barge, apabila anda dapat membuat
garis lurus untuk mencapainya
Comments
Post a Comment