Berbagai Tipe Jenis Agregat

Postingan ini menjelasakan perihal macam-macam agregat dan batuan, pada jurusan teknik sipil ini termasuk kedalam mata kuliah teknologi bahan konstruksi. Mata kuliah tekban mempelajari berbagai jenis material bahan bangunan. Berikut dibawah ini dijelaskan beberapa ulasan bagian dari mata kuliah tersebut.

Agregat
Kandungan agregat dalam campuran beton sangat tinggi. Komposisi agregat berkisar antara 60%-70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi tetapi karena komposisinya yang cukup besar sehingga agregat inipun menjadi penting.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukuran yaitu agregat kasar dan agregat halus.

Batasan ukuran antara agregat halus dan agregat kasar yaitu 4.80mm (British Standard) atau 4.75mm ( Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80mm(4.75mm) dan agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya tidak lebih besar dari 4.80mm(4.75mm).

apakah kalian mengetahui tentang agregat yang digunakan pada konstruksi bangunan yang anda bangun? untuk lebih mengenal maka terlebih dahulu harus berkenalan dulu dengan tulisan berbagai jenis agregat. Postingan dibawah ini merupakan postingan perihal jenis agregat. simak dibawah ini

Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul penahan tanah,bendungan dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak.

Batuan
Seorang insinyur sipil biasanya melihat batuan sebagai sebuah mineral yang keras, getas, sering kali tahan lama dan kuat, yang diatasnya dapat berdiri bangunan atau digunakan untuk mendirikan bangunan. Batuan dalam penggunaannya dipekerjaan teknik sipil, dapat dibedakan menjadi dua jika dilihat dari ilmu yang mempelajarinya.
  • Geologis: batuan sebagai mineral, yang terbentuk melalui proses terbentuknya batuan. 
  • Geoteknik: batuan sebagai mineral yang diatasnya, didalamnya, atau denganya dapat dibangun berbagai konstruksi.
Jika dilihat dari proses terbentuknya, batuan sebagai mineral dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, batuan beku (magma), batuan endapan (sedimentasi), batuan peralihan (metamorph). Batuan Beku (Magma).

Batuan magma atau batuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma yang terdapat didalam lapisan bumi yang dalam atau dari hasil pembekuan magma yang keluar akibat letusan gunung merapi.

Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau batuan endapan terbentuk karena mengendapnya bahan-bahan terurai, sehingga membentuk suatu lapisan endapan bahan padat yang secara fisik diendapkan oleh angin,air,atau es. Batuan sedimen dapat juga terbentuk dari bahan-bahan terlarut yang secara kimia terendapkan dilautan,sungai, danau.

Batuan Metamorf
Batuan metamorf terjadi karena proses metamorfosis, yaitu perubahan yang dialami oleh batuan karena perubahan temperatur dan tekanan. Pada umumnya peningkatan temperatur dan tekanan akan mempengaruhi besar butiran yang terbentuk.

Agregat di Indonesia
Indonesia mempunyai geografi, geologi, dan iklim panas dan basah yang berganti sepanjang tahun. Hal tersebut membuat batu-batuannya mengalami pelapukan dengan derajat yang bergantung pada jenis batu-batuan, iklim, derajat erosi, exposure, dan lainnya. Aspek-aspek yang mempengaruhi pelapukan batuan ini akan mempengaruhi produksi beton. 

Batuan di Indonesia umumnya terdiri dari igneous vulkanis yang muda seperti basalt,dolomit,andesit, porhyries,tuff,ashes,lebih dalam lagi dapat ditemukan granite dan batu-batuan sedimen dilaut, yaitu sandstone, limestone, dan malstone. Batu-batuan seperti ini biasanya didapat pada lipatan dan patahan pada gugusan atau pegunungan.

Karakteristik Agregat
Jika dilihat dari sumbernya, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan. Contoh agregat yang berasal dari sumber alam adalah pasir alami dan kerikil, sedangkan contoh agregat buatan adalah agregat yang berasal dari stone crusher, hasil residu terak tanur tinggi,pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu PLTU, extended shale, expanded slag dan lainnya.

Pasir sungai dan batu yang digali
Pasir yang digunakan dalam campuran beton jika dilihat dari sumbernya dapat berasal dari sungai atau galian tambang (quarry). Agregat yang berasal dari tanah galian biasanya berbentuk tajam, bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam. 

Mengolah Agregat Alam
Tujuan utama pengolahan agregat adalah untuk mendapatkan agregat dengan mutu tinggi dengan biaya yang rendah. Pengolahan agregat alam meliputi penggalian(excavating), pengangkutan(hauling), pencucian, pemecahan (crushing), dan penentuan ukuran.

Pada waktu penggalian bahan-bahan yang akan menambah berat seperti lempung dan lanau harus disingkirkan karena bahan-bahan tersebut tidak dikehendaki. Pemisahan bahan yang tidak dikehendaki tersebut dapat dilakukan dengan alat power-shovels,draglines, atau scrapers. 

Bila bahan-bahan ini tidak terlalu banyak jumlahnya, cukup dilakukan pencucian yaitu dengan dilewatkan pada saluran buatan dan agregat tersebut akan disemprot dengan air. Proses  Kemudian agregat diperkecil ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu. Alat pemecah batu yang paling tua disebut Jaw Crusher yang terdiri dari sebuah rahang yang bergerak dan satunya tetap.

Untuk menentukan ukuran dari agregat, agregat kasar disaring menggunakan saringan bergetar sedangkan agregat halus disaring dengan menggunakan saringan hidrolik. Saringan tersebut memiliki perbedaan dalam pembuatannya, kapasitas, serta efisiensinya.

Jenis Agregat
Seperti yang diuraikan diatas, agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam dan buatan inipun dapat dibedakan berdasarkan beratnya, asalnya, diameter butirnya(gradasi), dan tekstur permukaannya.

Jenis Agregat Berdasarkan Berat
Agregat dapat dibedakan berdasarkan beratnya. Ada tiga jenis agregat berdasarkan beratnya, yaitu agregat normal,agregat ringan dan agregat berat. Peraturan beton 1989 mencakup agregat normal dan agregat ringan.

Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk
Bentuk agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara alamiah bentuk agregat dipengaruhi oleh proses geologi batua. Setelah dilakukan penambangan, bentuk agregat dipengaruhi oleh cara peledakan dan mesin pemecah batu dan teknik yang digunakan. Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut.
  • Agregat Bulat
  • Agregat Bulat sebagian atau Tidak Teratur
  • Agregat bersudut
  • Agregat Panjang
  • Agregat Pipih
  • Agregat Pipih dan Panjang
Jenis Agregat Berdasarkan Tekstur Permukaan
Umumnya agregat dibedakan menjadi kasar, agak kasar, licin, agak licin. Berdasarkan pemeriksaan visual, tekstur agregat dapat dibedakan menjadi sangat halus (glassy), halus, granular, kasar, berkristal(crytalline), berpori, dan berlubang-lubang. Permukaan yang kasar akan menghasilkan ikatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan permukaan agregat yang licin.

Secara umum susunan permukaan ini sangat berpengaruh pada kemudahan pekerjaan. Semakin licin permukaan ini sangat berpengaruh pada kemudahan pekerjaan. Semakin licin permukaan agregat maka semakin sulit pekerjaan beton. Umumnya jenis agregat dengan permukaan kasar lebih di sukai. Jenis agregat berdasarkan tekstur permukaannya dapat dibedakan sebagai berikut :
  • Agregat licin/halus(glassy)
  • Berbutir (granular)
  • Kasar
  • Kristalin (cristalline)
  • Berbentuk Sarang Labah (honeycombs)
Sifat-sifat Agregat dalam Campuran Beton
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Untuk menghasilkan kekuatan beton yang diinginkan maka sifat-sifat ini perlu dipelajari agar dapat mengambil tindakan positif apabila terjadi masalah.

Serapan Air dan Kadar Air Agregat
Pada saat terbentuknya agregat kemungkinan ada terjadinya udara yang terjebak dalam lapisan atau terjadi karena dekomposisi mineral pembentuk akibat perbuhan cuaca, maka terbentuklah lubang atau rongga kecil didalam butiran agregat (pori). Pori didalam agregat mempunyai bentuk yang bervariasa dan pori-pori mungkin menjadi reservoir air bebas di dalam agregat. Presentase berat air yang mampu diserap agregat didalam air disebut sebagai serapan air, sedangka banyaknya air yang terkandung dalam agregat disebut kadar air.

Agregat Jenis Lain dan untuk Hal-hal Khusus
1.      Agregat Jenis lainnya
  • Batu pecah
  • Pecahan bata atau genteng
  • Tanah liat bakar
  • Herculite atau haydite
  • Agregat abu terbang
  • Benda limbah padat buangan
2.      Agregat untuk hal-hal khusus
Untuk bahan yang harus kuat dan awet, agregat yang digunakan adalah corondum sintetik (Al2O3) dengan berat isi murni 3.9-4.0 kg/dm³ atau silicone carbide dengan berat murni 3.1-3.2 kg/dm³. Selain itu dapat juga menggunakan jenis agregat lain yang keras seperti batu alam misalnya basalt, terak tanur tinggi, jenis-jenis logam.

Agregat yang sangat ringan untuk isolasi terhadap panas atau yang tahan api adalah perlit, sejenis gelas dari batuan beku (vulkanik) dengan berat isi sekitar 0.6-0.2 kg/dm³, vermiculit dengan berat isi massa sekitar 0.07-0.09 kg/dm³ dan foamglass.

Agregat yang digunakan sebagai pelindung radiasi adalah jenis batuan dengan berat isi murni yang tinggi spar yang memiliki berat isi murni 4.15-4.45 kg/dm³, magnet, biji besi dengan berat isi murni 4.40-5.00 kg/dm³ dan baja (dapat berbentuk pasir atau sebagai butiran-butiran) dengan berat isi murni 6.80-7.60 kg/dm³.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penambahan Kimia Pada Beton

Konstruksi Jembatan Berdasarkan Material

Perihal Struktur Atas Dan Bawah Bangunan

Pengertian Dasar PLAXIS

Materi Terbaru