Berbagai Tipe Jenis Agregat
Postingan ini menjelasakan perihal macam-macam agregat dan
batuan, pada jurusan teknik sipil ini termasuk kedalam mata kuliah teknologi
bahan konstruksi. Mata kuliah tekban mempelajari berbagai jenis material bahan
bangunan. Berikut dibawah ini dijelaskan beberapa ulasan bagian dari mata
kuliah tersebut.
Agregat
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa
agregat alam atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat
dapat dibedakan berdasarkan ukuran yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Batasan ukuran antara agregat halus dan agregat kasar yaitu 4.80mm (British Standard) atau 4.75mm ( Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80mm(4.75mm) dan agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya tidak lebih besar dari 4.80mm(4.75mm).
Batasan ukuran antara agregat halus dan agregat kasar yaitu 4.80mm (British Standard) atau 4.75mm ( Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80mm(4.75mm) dan agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya tidak lebih besar dari 4.80mm(4.75mm).
apakah kalian mengetahui tentang agregat yang digunakan pada konstruksi bangunan yang anda bangun? untuk lebih mengenal maka terlebih dahulu harus berkenalan dulu dengan tulisan berbagai jenis agregat. Postingan dibawah ini merupakan postingan perihal jenis agregat. simak dibawah ini
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul penahan tanah,bendungan dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul penahan tanah,bendungan dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak.
Batuan
Seorang insinyur sipil biasanya melihat batuan sebagai
sebuah mineral yang keras, getas, sering kali tahan lama dan kuat, yang
diatasnya dapat berdiri bangunan atau digunakan untuk mendirikan bangunan.
Batuan dalam penggunaannya dipekerjaan teknik sipil, dapat dibedakan menjadi
dua jika dilihat dari ilmu yang mempelajarinya.
- Geologis: batuan sebagai mineral, yang terbentuk melalui proses terbentuknya batuan.
- Geoteknik: batuan sebagai mineral yang diatasnya, didalamnya, atau denganya dapat dibangun berbagai konstruksi.
Jika dilihat dari proses terbentuknya, batuan sebagai
mineral dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, batuan beku (magma), batuan endapan
(sedimentasi), batuan peralihan (metamorph). Batuan Beku (Magma).
Batuan magma atau batuan beku terbentuk dari proses
pembekuan magma yang terdapat didalam lapisan bumi yang dalam atau dari hasil
pembekuan magma yang keluar akibat letusan gunung merapi.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau batuan endapan terbentuk karena
mengendapnya bahan-bahan terurai, sehingga membentuk suatu lapisan endapan
bahan padat yang secara fisik diendapkan oleh angin,air,atau es. Batuan sedimen
dapat juga terbentuk dari bahan-bahan terlarut yang secara kimia terendapkan
dilautan,sungai, danau.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf terjadi karena proses metamorfosis, yaitu
perubahan yang dialami oleh batuan karena perubahan temperatur dan tekanan.
Pada umumnya peningkatan temperatur dan tekanan akan mempengaruhi besar butiran
yang terbentuk.
Agregat di Indonesia
Indonesia mempunyai geografi, geologi, dan iklim panas dan
basah yang berganti sepanjang tahun. Hal tersebut membuat batu-batuannya
mengalami pelapukan dengan derajat yang bergantung pada jenis batu-batuan,
iklim, derajat erosi, exposure, dan lainnya. Aspek-aspek yang mempengaruhi
pelapukan batuan ini akan mempengaruhi produksi beton.
Batuan di Indonesia
umumnya terdiri dari igneous vulkanis yang muda seperti
basalt,dolomit,andesit, porhyries,tuff,ashes,lebih dalam lagi dapat ditemukan
granite dan batu-batuan sedimen dilaut, yaitu sandstone, limestone, dan
malstone. Batu-batuan seperti ini biasanya didapat pada lipatan dan patahan
pada gugusan atau pegunungan.
Karakteristik Agregat
Jika dilihat dari sumbernya, agregat dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan. Contoh
agregat yang berasal dari sumber alam adalah pasir alami dan kerikil, sedangkan
contoh agregat buatan adalah agregat yang berasal dari stone
crusher, hasil residu terak tanur tinggi,pecahan genteng, pecahan
beton, fly ash dari residu PLTU, extended shale, expanded
slag dan lainnya.
Pasir sungai dan batu yang digali
Pasir yang digunakan dalam campuran beton jika dilihat dari
sumbernya dapat berasal dari sungai atau galian tambang (quarry). Agregat yang
berasal dari tanah galian biasanya berbentuk tajam, bersudut, berpori dan bebas
dari kandungan garam.
Mengolah Agregat Alam
Tujuan utama pengolahan agregat adalah untuk mendapatkan
agregat dengan mutu tinggi dengan biaya yang rendah. Pengolahan agregat alam
meliputi penggalian(excavating), pengangkutan(hauling), pencucian, pemecahan (crushing),
dan penentuan ukuran.
Pada waktu penggalian bahan-bahan yang akan menambah berat
seperti lempung dan lanau harus disingkirkan karena bahan-bahan tersebut tidak
dikehendaki. Pemisahan bahan yang tidak dikehendaki tersebut dapat dilakukan
dengan alat power-shovels,draglines, atau scrapers.
Bila
bahan-bahan ini tidak terlalu banyak jumlahnya, cukup dilakukan pencucian yaitu
dengan dilewatkan pada saluran buatan dan agregat tersebut akan disemprot
dengan air. Proses Kemudian agregat diperkecil ukurannya dengan
menggunakan alat pemecah batu. Alat pemecah batu yang paling tua disebut Jaw
Crusher yang terdiri dari sebuah rahang yang bergerak dan satunya tetap.
Untuk menentukan ukuran dari agregat, agregat kasar disaring
menggunakan saringan bergetar sedangkan agregat halus disaring dengan
menggunakan saringan hidrolik. Saringan tersebut memiliki perbedaan dalam
pembuatannya, kapasitas, serta efisiensinya.
Jenis Agregat
Seperti yang diuraikan diatas, agregat dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam dan
buatan inipun dapat dibedakan berdasarkan beratnya, asalnya, diameter
butirnya(gradasi), dan tekstur permukaannya.
Jenis Agregat Berdasarkan Berat
Agregat dapat dibedakan berdasarkan beratnya. Ada tiga jenis
agregat berdasarkan beratnya, yaitu agregat normal,agregat ringan dan agregat
berat. Peraturan beton 1989 mencakup agregat normal dan agregat ringan.
Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk
Bentuk agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara
alamiah bentuk agregat dipengaruhi oleh proses geologi batua. Setelah dilakukan
penambangan, bentuk agregat dipengaruhi oleh cara peledakan dan mesin pemecah
batu dan teknik yang digunakan. Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya
adalah sebagai berikut.
- Agregat Bulat
- Agregat Bulat sebagian atau Tidak Teratur
- Agregat bersudut
- Agregat Panjang
- Agregat Pipih
- Agregat Pipih dan Panjang
Jenis Agregat Berdasarkan Tekstur Permukaan
Umumnya agregat dibedakan menjadi kasar, agak kasar, licin,
agak licin. Berdasarkan pemeriksaan visual, tekstur agregat dapat dibedakan
menjadi sangat halus (glassy), halus, granular, kasar, berkristal(crytalline),
berpori, dan berlubang-lubang. Permukaan yang kasar akan menghasilkan ikatan
yang lebih baik jika dibandingkan dengan permukaan agregat yang licin.
Secara
umum susunan permukaan ini sangat berpengaruh pada kemudahan pekerjaan. Semakin
licin permukaan ini sangat berpengaruh pada kemudahan pekerjaan. Semakin licin
permukaan agregat maka semakin sulit pekerjaan beton. Umumnya jenis agregat
dengan permukaan kasar lebih di sukai. Jenis agregat berdasarkan tekstur
permukaannya dapat dibedakan sebagai berikut :
- Agregat licin/halus(glassy)
- Berbutir (granular)
- Kasar
- Kristalin (cristalline)
- Berbentuk Sarang Labah (honeycombs)
Sifat-sifat Agregat dalam Campuran Beton
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran
beton. Untuk menghasilkan kekuatan beton yang diinginkan maka sifat-sifat ini
perlu dipelajari agar dapat mengambil tindakan positif apabila terjadi masalah.
Serapan Air dan Kadar Air Agregat
Pada saat terbentuknya agregat kemungkinan ada terjadinya
udara yang terjebak dalam lapisan atau terjadi karena dekomposisi mineral
pembentuk akibat perbuhan cuaca, maka terbentuklah lubang atau rongga kecil
didalam butiran agregat (pori). Pori didalam agregat mempunyai bentuk yang
bervariasa dan pori-pori mungkin menjadi reservoir air bebas di dalam agregat.
Presentase berat air yang mampu diserap agregat didalam air disebut sebagai
serapan air, sedangka banyaknya air yang terkandung dalam agregat disebut kadar
air.
Agregat Jenis Lain dan untuk Hal-hal Khusus
1. Agregat Jenis lainnya
- Batu pecah
- Pecahan bata atau genteng
- Tanah liat bakar
- Herculite atau haydite
- Agregat abu terbang
- Benda limbah padat buangan
2. Agregat untuk hal-hal
khusus
Untuk bahan yang harus kuat dan awet, agregat yang digunakan
adalah corondum sintetik (Al2O3) dengan berat isi murni 3.9-4.0 kg/dm³
atau silicone carbide dengan berat murni 3.1-3.2 kg/dm³. Selain itu
dapat juga menggunakan jenis agregat lain yang keras seperti batu alam misalnya
basalt, terak tanur tinggi, jenis-jenis logam.
Agregat yang sangat ringan untuk isolasi terhadap panas atau
yang tahan api adalah perlit, sejenis gelas dari batuan beku (vulkanik) dengan
berat isi sekitar 0.6-0.2 kg/dm³, vermiculit dengan berat isi massa sekitar
0.07-0.09 kg/dm³ dan foamglass.
Agregat yang digunakan sebagai pelindung radiasi adalah
jenis batuan dengan berat isi murni yang tinggi spar yang memiliki
berat isi murni 4.15-4.45 kg/dm³, magnet, biji besi dengan berat isi murni
4.40-5.00 kg/dm³ dan baja (dapat berbentuk pasir atau sebagai butiran-butiran)
dengan berat isi murni 6.80-7.60 kg/dm³.
Comments
Post a Comment